Kamis, 23 Oktober 2008

Syair Senja di Taman Kota

1. Definitely My Day



Selamat pagi hariku!
Kita tak kan pernah tahu bagaimana kau akan melaju

Yang aku tahu
Aku adalah satu dari seribu pasang kaki ayu yang berjalan di atas waktumu

Matahari, angin, langit, air... bersenyawa
Melintasi cakra kehidupan, dengan aku di dalamnya

Kadang aku tak bisa membaca apa yang kau tuliskan
Kadang aku tak bisa mendengar apa yang kau bisikkan

Aku hanya bisa meraba bahasamu, kawan
Dan berusaha menyerap keindahan yang kau berikan

Mencoba mengerti bahwa hidup ini lebih dari sekedar
Menghirup dan menghela nafas

(menghirup dan menghela nafas)
Terima kasih hariku,
Untuk karunia terbesar yang pernah kulihat dan kurasa



2. Cahaya Kegelapan



Engkau adalah nafas bagi hidupku

Engkau adalah mahakarya yang tlah dicipta pada dunia

Engkau adalah awal dan ujung dari bunga tidurku

Engkau adalah rasa yang tlah menyentuh setiap ruang

Tanpa
Takkan pernah cukup waktu untuk menginginkanmu
Takkan pernah cukup umur untuk menantikanmu

Namun, padaku
Setiap hari adalah waktu tanpa batas
Dan hanya dirimu – langit malamku – yang bisa membuatku
Luluh dalam pelukmu



3. C’mon C’mon



Suara angin begitu menyakitkan menghembus namamu
Telapak dedaunan marun mengukir elok bayanganmu
Titis duka gerimis terasa pedih selalu

Aku mengenangmu
Kau yang tak pernah mati dalam ragaku

Saat bumi sudah tak bernyawa, dan saat semua tak lagi membiru
Aku masih menyisakan satu nafas dan jutaan warna untuk dirimu

Jatuh
Aku jatuh rindu kepadamu

Rindu kelabu yang terlingkup oleh lentera kenangan
Manis – sepah antara kita dilampaui itu
Langkah lirihku untuk mengejarmu pun kini kian terdengar bisu

Mengapa tak ada satu kepik pun tanda darimu?
Mengapa tak ada tindakmu yang bisa menjelaskan padaku?




4 A OPENING : JANGAN MATI



Seorang peri kecil berdiri
Di sisi kiri pelangi sunyi
Menyisiri bunyi di antara sepi

Tapi hari ini, malam ini, dingin ini,
Mengiris hati si peri
Sejentik ia tak bergeming

Sendiri

Lalu ia mulai bernyanyi
Mengusir rintik, seiring pagi

* bersenandung *

Nyanyian harapan, mendamba seberkas sapaan
Nyala cahaya
Lampu kota




4 B CLOSING : JANGAN MATI


Sang peri terpana, menilik cahaya berpendaran
Perjalanan kali ini serasa bermakna

Dari menyambut pagi, mencinta, mengagumi malam,
Sampai yang terakhir mengejar cahaya

Sayapnya kini terbuai dalam rampak
Berani untuk menyudahi melodi harinya

Mungkin di lain waktu, saat sang peri harus berkelana lagi,
Kita akan bersua

Esok atau lusa
Atau seabad depan

Sepertinya tak akan terduga
Dan senja datang menjelang




(all caesura by Finasti Namiarum on Live Music Show: Senja di Taman Kota - Citra Pratnia Faramitha as the caesura reader)